Google dituduh melakukan sensor terhadap siaran Afrika
Organisasi tersebut juga telah dilarang dari berbagai platform seperti YouTube dan Facebook tanpa penjelasan yang jelas
Organisasi tersebut juga telah dilarang dari berbagai platform seperti YouTube dan Facebook tanpa penjelasan yang jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang keputusan perusahaan teknologi yang dipengaruhi oleh narasi politik dan implikasinya terhadap kebebasan berbicara.
Google menghadapi tuduhan penyensoran setelah mengunci platform media pan-Afrika African Stream dari Gmail Workspace-nya, yang mengakibatkan hilangnya email dan file selama dua tahun yang tersimpan di cloud. Organisasi tersebut mengklaim bahwa tindakan ini merupakan bagian dari tindakan keras yang lebih luas oleh perusahaan teknologi AS terhadap kontennya, yang didedikasikan untuk memberikan suara bagi orang Afrika dan menantang stereotip negatif.
Kontroversi tersebut meningkat menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang menyatakan bahwa African Stream dipengaruhi oleh propaganda Rusia dan menjuluki media tersebut sebagai "propagandis Kremlin". Dalam dua minggu terakhir, African Stream menunjukkan bahwa media tersebut juga telah dilarang di platform lain, termasuk YouTube, Facebook, TikTok, Instagram, dan Threads, dan mengkritik Google karena tidak memberikan alasan yang dapat dipercaya atas larangan tersebut.
Menanggapi tuduhan tersebut, African Stream membantah melakukan kesalahan dan mempertanyakan mengapa perusahaan teknologi besar mau tunduk pada satu pidato pejabat AS . Organisasi tersebut menekankan komitmennya untuk menyampaikan konten yang berpusat pada Afrika dan menyuarakan pendapat orang Afrika secara global, dengan mengemukakan kekhawatiran signifikan tentang implikasi penyensoran dan pengaruh narasi politik terhadap kebijakan perusahaan teknologi besar.
What's Your Reaction?