Konsumen lebih memilih uang tunai daripada CBDC
Masalah privasi memainkan peran penting dalam keengganan konsumen untuk menerima CBDC, khususnya di AS, di mana responden telah menunjukkan
Masalah privasi memainkan peran penting dalam keengganan konsumen untuk menerima CBDC, khususnya di AS, di mana responden telah menunjukkan preferensi yang nyata terhadap mata uang kripto pribadi seperti Bitcoin.
Survei terbaru oleh Deutsche Bank mengungkapkan bahwa uang tunai kemungkinan akan tetap menjadi kebutuhan pokok bagi konsumen, meskipun ada minat global terhadap Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC). Survei tersebut , yang mengumpulkan tanggapan dari 4.850 individu di seluruh Eropa, Inggris, dan AS, menemukan bahwa 59% peserta percaya bahwa uang tunai akan selalu relevan. Selain itu, 44% responden lebih suka menggunakan uang tunai daripada CBDC, sementara hanya 16% yang berpikir mata uang digital akan menjadi arus utama.
Laporan tersebut menyoroti bahwa meskipun pandemi COVID-19 mempercepat peralihan ke pembayaran digital—terutama di kalangan Gen Z—banyak konsumen tetap ragu-ragu tentang CBDC . Kekhawatiran privasi secara signifikan memengaruhi keengganan ini, dengan responden di AS lebih menyukai mata uang kripto karena privasi yang lebih baik daripada opsi yang didukung pemerintah. Faktanya, 21% menyatakan preferensi untuk mata uang kripto pribadi seperti Bitcoin, sementara banyak orang Eropa lebih menyukai anonimitas yang disediakan oleh uang tunai.
Sikap skeptis terhadap CBDC terlihat jelas di Kanada, di mana laporan Bank of Canada menunjukkan bahwa 86% warga Kanada menentang gagasan tersebut, dengan 92% masih lebih memilih uang tunai daripada dolar Kanada digital. Karena bank sentral terus mengeksplorasi aplikasi CBDC, kepercayaan pengguna tetap menjadi hambatan utama untuk adopsi yang meluas.
What's Your Reaction?