Pemilu di era digital

Pemilu, seperti halnya masyarakat lainnya, semakin terdigitalisasi.Meskipun berbagai keuntungan dari proses ini, seperti inklusi suara-suara

Sep 22, 2024 - 19:10
 0  1
Pemilu di era digital

Pemilu, seperti halnya masyarakat lainnya, semakin terdigitalisasi.

Meskipun berbagai keuntungan dari proses ini, seperti inklusi suara-suara yang terpinggirkan, pemungutan suara diaspora, serta penyelenggaraan pemilu di masa krisis sering disebut sebagai keuntungan, digitalisasi pemilu memunculkan banyak pertanyaan dan dilema seperti integritas proses pemilu.

Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa penerapan e-voting masih agak lambat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh IDEA International , pemungutan suara elektronik hanya dipraktikkan di 34 dari 178 negara yang diteliti. Estonia, sebagai negara pertama yang mengizinkan e-voting dalam pemilihan umum 2005, dikatakan sebagai salah satu yang paling maju dalam domain tersebut, dengan lebih dari 43% badan elektoralnya memberikan suara mereka secara elektronik dalam pemilihan UE 2019. Upaya untuk memperkenalkan pemungutan suara elektronik juga telah dilakukan di Jerman, Norwegia, dan Swiss, tetapi upaya tersebut masih jauh dari terwujud. 

Namun, e-voting hanyalah sebagian dari persamaan. Penggunaan teknologi digital mencakup seluruh proses pemilu, mulai dari iklan politik dan pendaftaran pemilih, hingga penghitungan suara dan dengan demikian menimbulkan sejumlah tantangan tersendiri. Jadi, mari kita selami berbagai aspek pemilu di era digital melalui ringkasan konsep-konsep utama ini.

Kecerdasan buatan

Dalam konteks pemilihan umum, perangkat kecerdasan buatan (AI) sedang diuji untuk memprediksi tren pemungutan suara seperti partisipasi pemilih atau kandidat mana yang paling sesuai dengan tuntutan pemilih. Salah satu contohnya adalah platform ' YourVoteMatters ' yang dikembangkan oleh konsorsium organisasi Eropa. Perangkat yang mengandalkan algoritma AI untuk mencocokkan pemilih dengan kandidat yang paling sesuai telah diuji dalam pemilihan Parlemen Eropa 2019. Pengguna memainkan permainan dan menjawab 25 pertanyaan yang berasal dari keputusan yang diadopsi oleh Parlemen UE, yang kemudian digunakan oleh algoritma untuk membandingkannya dengan kandidat yang memiliki pemikiran yang sama dan akhirnya mengidentifikasi pilihan suara mereka.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow