Stres akibat AI menyerang pekerja di seluruh dunia
Pekerja meyakini pelatihan dan strategi yang lebih jelas penting untuk adopsi AI yang lebih lancar dan kepercayaan diri.
Pekerja meyakini pelatihan dan strategi yang lebih jelas penting untuk adopsi AI yang lebih lancar dan kepercayaan diri.
Survei yang dilakukan oleh Wiley mengungkapkan bahwa 96% pekerja di AS merasa tertekan karena harus beradaptasi dengan AI di tempat kerja. Banyak karyawan yang kesulitan mengintegrasikan teknologi yang berkembang pesat ini ke dalam tugas harian mereka, dengan 40% kesulitan melakukannya dan 75% kurang percaya diri dengan keterampilan AI mereka.
Para manajer juga menghadapi tantangan dalam memimpin transisi AI. Hanya 34% manajer SDM yang merasa siap untuk mendukung tim mereka secara efektif, sehingga memperlihatkan kesenjangan pengetahuan yang dapat menghambat adopsi AI. Sementara itu, 80% karyawan percaya bahwa manajer mereka mendukung, meskipun hanya 60% yang menganggap manajer mereka memiliki keahlian untuk membimbing mereka melalui proses tersebut.
Strategi yang lebih jelas dan pelatihan yang terstruktur dapat meredakan tekanan. Sekitar 61% karyawan mengatakan pelatihan tentang perangkat AI akan membantu , sementara 54% percaya strategi organisasi yang jelas akan membuat adopsi lebih lancar. Lebih jauh, 48% menyarankan bahwa menetapkan ekspektasi yang lebih jelas seputar penggunaan AI akan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Laporan Wiley merekomendasikan tiga strategi untuk meningkatkan integrasi AI. Organisasi didorong untuk menentukan kasus penggunaan AI tertentu, meningkatkan komunikasi dengan karyawan, dan memberikan pelatihan yang ditargetkan bagi para manajer untuk memimpin tim mereka melalui transisi dengan lebih efektif. Tracey Carney, peneliti utama, menekankan pentingnya membekali karyawan dan manajer untuk menangani tuntutan AI yang terus berkembang.
What's Your Reaction?